About Me

My photo
petite, talk active, books lover, mind jumper

Tuesday, February 22, 2011

Apel dari Ibu

Aku masih ingat, Lebaran tahun lalu, saat aku balik ke Jakarta dan membongkar koporku, aku menemukan  dua butir apel terselip diantara tumpukan baju-bajuku. Senyumku muncul, ah ini pasti kerjaan Ibu. Selalu, Ibu suka menyelipkan makanan di koporku yang kiranya aku malas untuk membawanya dan ternyata saat sampai Jakarta menjadi berguna.

Lebaran tahun ini, 2 hari sebelumnya, aku mendapati kamarku di rumah sudah diganti spreinya, dan di meja kecil di samping tempat tidur, ada se-toples penuh kacang mede. Ibu yang membuatnya, walaupun sebagian tampak gosong. Dalam keterbatasan memorinya Ibu masih ingat untuk menyediakan cemilan kesukaan anak gadisnya.

Dua hari sebelum Lebaran itu, niat berbuka dengan masakan Ibu belum terlaksana, karena Ibu sudah tidak sanggup untuk membuatnya. Lebaran tahun ini pun berbeda, karena kami menghabiskan waktu di rumah sakit untuk perawatan Ibu sebelum kepulangannya ke rumah-Nya.

Hari ini, sudah 40 hari kepulangan Ibu, dan rasanya kepulanganku ke rumah tidak akan pernah sama. Aku tidak akan pernah  menemukan apel dari Ibu diantara tumpukan-tumpukan bajuku di koporku.

Ibu, doa kami selalu untuk Ibu..salam kasih dari kami putri-putrimu....

Sepertinya Aku Harus Mengubah Isi Doaku

Menjelang 40 hari kepulangan Ibu pun aku masih saja merasakan rindu yang sama. Mungkin aku tidak membawa foto ibu kemana-mana, yang pasti aku punya gambaran tentang Ibu, dengan seluruh cinta dan
kasih sayangnya..dan itu ada di hatiku.

Dan sepertinya aku harus mengubah isi doaku. Dalam doaku aku sudah terbiasa mengucapkan Ya Allah berikan keselamatan di dunia dan akhirat bagi kedua orang tua ku dan saudari-saudariku.. Dan aku baru sadar kalau sekarang orang tua ku hanya tinggal satu.

Doa itu akan menjadi : Ya Allah berikan Ibuku tempat yang layak di sisi-Mu dan berikan keselamatan di dunia dan akhirat bagi Bapakku dan saudari-saudariku..

Dan hari ini doa itu bertambah dengan ucapan : Selamat hari Ibu, ya Bu..semoga Ibu baik-baik saja di sana. .titip rindu dari kami yang menyayangimu..putri-putrimu...


Dan Masih

Dan hari itu aku blur...membalas semua ucapan belasungkawa yang masuk tanpa memperhatikan siapa pengirimnya. BBM, Twitter, SMS, FB.
Yang aku tahu, aku berhasil tidak menangis saat taxi berhenti di depan rumah. Aku berhasil melangkah keluar dari taxi, berusaha menenangkan sepupu, Bulik, Bapak dan saudari-saudariku dengan mengatakan menangis hanya akan memperberat langkah Ibu.

Aku mencium pipi Ibu yang terbaring tenang seperti baru tidur. Aku mengantarkan Ibu pulang ke rumah terakhirnya.
Setelahnya,  yang aku tahu,saat melihat kamar Ibu yang terasa kosong, aku seperti melakukan percakapan monolog di dalam hati, berharap semoga sekarang  Ibu bahagia di sana.Di tempat terindah di sisi-Nya.

Hari itu aku banyak bertukar cerita, mengenang Ibu. Dan dari adikku, aku tahu bahwa di saat terakhirnya Ibu masih berkesempatan melihat anggrek ungu kesayangannya berbunga..

Ah Ibu, boleh kan aku bilang kalau  aku masih kangen Ibu?

Titip Rindu untuk Ibu


Pagi itu hari Kamis, satu hari setelah Idul Adha dan kepulanganku pun tidak seperti biasanya. Hanya satu hari tanpa mengambil tambahan cuti.

Saat aku pamit untuk pulang ke Jakarta, Ibu dengan suaranya yang terdengar sangat lirih, meminta untuk menciumku.
“Cium..” kata Ibu. Yang berlanjut dengan kalimat : “Hati-hati ya Nak, jaga diri, yang rukun dengan adiknya”.

Siangnya aku masih mendengar suara Ibu di latar belakang saat aku menelepon Bapak untuk memastikan sesuatu hal.

Lepas Maghrib, adikku menelepon dan bilang bahwa Ibu sudah diam dan tidak bisa berkata apa-apa. Tetangga dan saudara sudah berkumpul untuk membacakan alunan surah Al Quran.

Aku sempat menelepon, ingin bicara dengan Ibu, walaupun aku tahu Ibu tak kan bisa menjawab. Aku mencoba menuntun Ibu mengucapkan kalimat Tauhid.
Telepon aku  tutup dan bilang ke adikku kalau aku mesti mengurus ijin untuk kepulanganku kembali ke Semarang.

Jam 21.00 kurang 10 menit, sebuah pesan singkat masuk. Dari adikku : Ibu sudah berpulang..
Innalilahiwainnalillahirojiun..
Ibu pulang ke Rahmatullah, ke suatu tempat yang indah di sisi-Nya. Ibu pulang meninggalkan kenangan dan hal-hal yang masih ingin kami lakukan bersama. Meninggalkan separuh lubang di hati, bagi kami putri-putrinya..