Dan hari itu aku blur...membalas semua ucapan belasungkawa yang masuk tanpa memperhatikan siapa pengirimnya. BBM, Twitter, SMS, FB.
Yang aku tahu, aku berhasil tidak menangis saat taxi berhenti di depan rumah. Aku berhasil melangkah keluar dari taxi, berusaha menenangkan sepupu, Bulik, Bapak dan saudari-saudariku dengan mengatakan menangis hanya akan memperberat langkah Ibu.
Aku mencium pipi Ibu yang terbaring tenang seperti baru tidur. Aku mengantarkan Ibu pulang ke rumah terakhirnya.
Setelahnya, yang aku tahu,saat melihat kamar Ibu yang terasa kosong, aku seperti melakukan percakapan monolog di dalam hati, berharap semoga sekarang Ibu bahagia di sana.Di tempat terindah di sisi-Nya.
Hari itu aku banyak bertukar cerita, mengenang Ibu. Dan dari adikku, aku tahu bahwa di saat terakhirnya Ibu masih berkesempatan melihat anggrek ungu kesayangannya berbunga..
Ah Ibu, boleh kan aku bilang kalau aku masih kangen Ibu?
No comments:
Post a Comment