Saat kutemukan foto lama wisudaku beberapa tahun lalu, tersadar aku bahwa aku bahkan tidak punya lagi foto berdua dengan Ibu, karena terpikir olehku Ibu akan selalu ada untukku kapanpun aku membutuhkanmu
Masih ingin aku bilang ke Ibu, bahwa saat melihat Ibu harus meminum obat-obatan yang menimbulkan kesakitan buat Ibu, aku harus berperang dengan hatiku, bahwa semua hal itu demi kebaikan Ibu
Bagaimana aku meminta semua saudara untuk tidak menangis di depan Ibu, hanya karena hal itu akan mebuat sedih Ibu
Tentang aku yang harus berusaha tegas ke Ibu, meminta Ibu untuk menghabiskan makanan rumah sakit atau belajar mengangkat badan hanya karena aku ingin menyemangati Ibu, supaya Ibu segera sembuh dan pulang ke rumah sesuai keinginan Ibu
Dan bayangan itu, saat Ibu meminta menciumku di pagi itu serta di pagi berikutnya giliranku yang mencium pipi Ibu yang sudah terbaring menghadap-Nya
Menunggu kedatanganku untuk mengantarkan Ibu pulang ke rumah abadimu
Semua itu bagai film sedih yang diputar ulang di benakku..
No comments:
Post a Comment