Dan rumah pun masih menyisakan kehangatan aromamu. Aku tercekat, saat melihat di kamar belakang, tergantung kardigan abu-abu yang terakhir Ibu pakai. Kutanya adikku, seakan berharap jawaban yang muncul adalah : Ibu yang pakai Mbak.
Ada sedikit harap, bahwa Ibu akan muncul dari kamar, menyapaku dan bilang makanan kesukaanku sudah siap dan sprei di kamar sudah diganti supaya aku nyaman.
Ah, namun harapan itu pudar, aku tersadar, bahwa kepulanganku saat ini adalah untuk mengenang 100 hari kepulangan Ibu ke rumah –Nya
Aku semakin heran saat melihat korden di depan diganti dengan warna baru. Kata adikku, itu korden pesananan Ibu. Penjualnya datang dan bilang kalau sebelum Ibu berpulang, Ibu pesan korden untuk jendela depan.
Hari itu aku datang mengunjungi peristirahatan terakhir Ibu. Gundukan tanah ini masih tinggi dan basah. Kulihat ada tunas hijau yang masih baru, kata adikku itu melati untuk Ibu.
Kupanjatkan doa dan menghela nafas panjang , Ibu, aku masih rindu..
No comments:
Post a Comment