Aku mengambil lembaran kertas putih dari printer di meja kantorku, untuk menulis surat buatmu. Entah kenapa, siang ini, di tengah break makan siangku, mendadak aku memikirkanmu.
Hampir 5 tahun berlalu, mencoba mengubur rindu itu.
Teringat dulu, ketika pertama kali kita bertemu, kata pertama yang terucap darimu adalah : Berapa sih umurmu? Aku hanya memintamu menebak umurku. Dan yang kamu lakukan, sambil tersenyum mengacak-acak rambutku adalah : you look like twelve!
Aku kesal menanggapimu. Ya, aku memang kecil untuk ukuran orang seumuranku.
Hari itu berakhir dengan makan siang bersamamu dan kamu mengantarku ke kost-an ku.
Ingatkah kamu, setelah hari itu, kamu tidak berhenti menghubungiku. Menelepon tengah malam hanya untuk membangunkanku dan bilang kamu rindu mendengar suaraku.
Waktu berlalu, dan dengan caramu,kamu selalu ada di sampingku. Menopangku, di saat aku butuh menyandarkan sejenak bebanku.
Dan hari itu, 5 tahun setelah pertemuan pertama, kamu menciumku. Ya, sentuhan sekilas di bibirku, saat aku turun dari mobilmu. Aku merasa ada kupu-kupu di perutku dan waktu mendadak terasa berhenti untukku.
Aku rasa itu adalah ciuman pertama dan terakhirku darimu, karena aku tahu, rinduku untukmu adalah tabu.
Mengingat dari awal aku tahu, sudah ada pendamping di hidupmu.
Ah, sepertinya aku harus mengakhiri suratku untukmu, karena kudengar suara teman-temanku sudah memasuki ruanganku.
Dan sebelum menutup suratku, aku hanya ingin bilang, terima kasih untuk selalu di sampingku..
Hampir 5 tahun berlalu, mencoba mengubur rindu itu.
Teringat dulu, ketika pertama kali kita bertemu, kata pertama yang terucap darimu adalah : Berapa sih umurmu? Aku hanya memintamu menebak umurku. Dan yang kamu lakukan, sambil tersenyum mengacak-acak rambutku adalah : you look like twelve!
Aku kesal menanggapimu. Ya, aku memang kecil untuk ukuran orang seumuranku.
Hari itu berakhir dengan makan siang bersamamu dan kamu mengantarku ke kost-an ku.
Ingatkah kamu, setelah hari itu, kamu tidak berhenti menghubungiku. Menelepon tengah malam hanya untuk membangunkanku dan bilang kamu rindu mendengar suaraku.
Waktu berlalu, dan dengan caramu,kamu selalu ada di sampingku. Menopangku, di saat aku butuh menyandarkan sejenak bebanku.
Dan hari itu, 5 tahun setelah pertemuan pertama, kamu menciumku. Ya, sentuhan sekilas di bibirku, saat aku turun dari mobilmu. Aku merasa ada kupu-kupu di perutku dan waktu mendadak terasa berhenti untukku.
Aku rasa itu adalah ciuman pertama dan terakhirku darimu, karena aku tahu, rinduku untukmu adalah tabu.
Mengingat dari awal aku tahu, sudah ada pendamping di hidupmu.
Ah, sepertinya aku harus mengakhiri suratku untukmu, karena kudengar suara teman-temanku sudah memasuki ruanganku.
Dan sebelum menutup suratku, aku hanya ingin bilang, terima kasih untuk selalu di sampingku..