Saat sedang menonton DVD film negeri tetangga, mendadak aku tersentak, ah, aku punya kisah yang hampir serupa. Dan tiba-tiba tangan pun tidak berhenti mengirimkan BBM kepada seorang teman, mencoba berbagi cerita dan berujung dengan ajakan untuk coba dituliskan..
Bertahun lalu, saat kepulanganku dari Denpasar ke Semarang, di satu terminal, seseorang mendadak menyapa, menanyakan nomor kursi yang kebetulan tepat di sebelahku. Bertukar senyum sebagai awal sapaan lalu kami pun tenggelam dalam kesibukan. Sebaris nama pengarang terbaca dari buku yang dia pegang , penasaran kata pun terlontar : "Suka Remy Sylado juga ya?" Dan percakapan berlanjut dengan saling bertukar bekal. Separuh perjalanan bahkan belum tertempuh, namun kami sudah mulai bebagi cerita bagaikan sepasang teman lama.
Bus tidak terlalu penuh penumpang kali ini, dan dia pun bercerita kalau dia sudah tahu dari awal kalau tidak banyak penumpang yang datang dan memutuskan tidak pindah ke bangku yang kosong karena kasihan pada sesosok perempuan kecil yang tampak kesepian. Kami bahkan merasa tidak perlu untuk saling bertukar nama, namun memutuskan saling memanggil dengan Sailor dan menyebut dirinya dengan Tuxedo karena dia tahu kegemaranku akan Sailor Moon dan Mamoru Chiba.
Dia ke Semarang untuk urusan pekerjaan, entah apa yang mendorongnya untuk menuliskan nomor handphonenya di sebuah kertas dan memberikannya kepadaku, katanya : Untuk Sailorku..
Dan SMS pun tidak berhenti dari waktu itu, pagi hingga malam menjelang. Berakhir dengan sebuah janji : dijemput untuk diajak jalan-jalan. Dari makan siang, nonton, makan ice cream home made favorit dia hingga dinner romantis dengan city view dan seikat sedap malam yang diambilnya dari vas besar di lobby restoran.
Dua minggu berlalu, hari itu aku dijemput untuk merayakan ulang tahunnya di sebuah restoran lain yang belum pernah dia kunjungi. Cerita mengalir, tentang keluarganya dan kepindahannya ke Bali. Saat malam menjelang, mendadak sebuah suara memanggil namaku. Tersentak aku menoleh, ternyata dia yang memanggilku.
Ya,akhirnya dia tahu namaku, dari nama di bill restoran yang kebetulan waitressnya adalah seseorang yang mengenalku.
Dia hanya tersenyum dan untukku, nama dia masih menyisakan tanda tanya. Namun akhirnya, dengan sedikit usaha, aku mengetahui namanya. Dari seorang teman yang kebetulan bekerja pada atasan tempat dimana Tuxedo sedang mengawasi project pekerjaannya.
Aku hanya tahu, aku jatuh cinta pada dia,hal yang tidak mungkin dan tidak boleh mengingat dia sudah terikat . Sebuah pesan SMS masuk, terbaca dari My Tuxedo: Kasih itu sabar..
Aku mencoba melupakannya, kisah indah yang tidak bakal terlupa.
Setelah sekian lama, saat aku sedang mengisi pulsa, di sebuah plaza, mendadak pandanganku terpaku pada sesosok pria yang sedang menuruni tangga, ya, dia Tuxedo-ku.
Kami hanya bertukar sapa, berusaha lupa, bahwa beberapa bulan yang lampau, dalam kurun waktu yang tidak lama, sebuah kisah Cinderella telah terenda, namun kali ini Cinderella tanpa Sepatu Kaca..